Skip to content

KKIHK

Komunitas Katolik Indonesia Hong Kong

FB Post 209924962824362_560002051149983

Selasa, 19 Pbr 2019.
Bacaan I Kejadian 6:5-8; 7:1-5.10. Injil Markus 8:14-21.

*”…sebab engkaulah yang KUlihat benar di hadapanKU di antara orang jaman ini”* (Kej 7:1).

ADA rasa sesal di hati TUHAN. Ada ‘niat’ serius TUHAN untuk ‘menghapus manusia dari muka bumi ini’ (Kej 6:7). Bahkan hewan, yang di udara dan yang melata, akan kena getah dari penyesalan TUHAN. Ini semua gara-gara manusia. “TUHAN melihat bahwa kejahatan manusia di bumi semakin besar” (Kej 6:5). Dan lagi, segala gejolak hati manusia itu, ujung-ujungnya, ‘selalu membuahkan kejahatan semata-mata’.

DALAM kepekatan dosa itu, ternyata masih ada sinyal pengharapan. Kasih karunia TUHAN itu masih ‘tertangkap’ oleh kesaksian sejati Nuh. Nuh dan seisi rumahnya, di hadapan TUHAN, masih terlihat ‘benar’. Maka dalam Nuh, penyesalan TUHAN tidak akan berujung bencana sepenuhnya. Pun dalam Nuh, kejahatan dan dosa tak sekian angkuh untuk menguasai ‘segala mahkluk’. Termasuk untuk menenggelamkanmanusia ke dasar laut tiada harapan.

JAMAN yang makin maju dan berubah ini, bisa membenturkan manusia pada kisah-kisah hidup yang pelik. Yang menuntut keputusan untuk bernalar elok dan bertingkah bijak. Batas antara kejahatan dan ‘mau bilang apa’ (kepasrahan manusiawi) sudah sekian tipis. Kita memang geluti hidup yang samar-samar. Kita hidup di alam ‘remang-remang’. Disebut ‘gelap gulita’, TIDAK! Dikatakan ‘terang bercahaya’, juga TIDAK!

TENTU, kita tetap punya harapan “nuh” dalam diri kita sendiri. Pun dalam seluruh perjalanan hidup ini. Sinar mata Tuhan itu sekian tajam. Tak bisa dikalahkan oleh apapun suramnya hidup kita. Namun, kita pasti dituntutNYA untuk berjuang dalam mengisyaratkan adanya tanda-tanda pengharapan. Bila demikian, maka TUHAN pasti berujar dan bertindak penuh simpatik pada kita. Sebagaimana telah ditunjukkanNYA pada Nuh. Di jaman yang makin ‘suram muram’ ini, berjuanglah bahwa dalam diri kita masih ada ‘benarnya’. Dan itulah kekuatan bagi kita. Bahwa kita lalu dibenarkan dalam KASIHNYA yang agung. Bukan penyesalan! Yang berujung bencana.

Salam Yesus Ekaristi Kudus. Tuhan memberkati. Amin.Selasa, 19 Pbr 2019. Bacaan I Kejadian 6:5-8; 7:1-5.10. Injil Markus 8:14-21.

*”…sebab engkaulah yang KUlihat benar di hadapanKU di antara orang jaman ini”* (Kej 7:1).

ADA rasa sesal di hati TUHAN. Ada ‘niat’ serius TUHAN untuk ‘menghapus manusia dari muka bumi ini’ (Kej 6:7). Bahkan hewan, yang di udara dan yang melata, akan kena getah dari penyesalan TUHAN. Ini semua gara-gara manusia. “TUHAN melihat bahwa kejahatan manusia di bumi semakin besar” (Kej 6:5). Dan lagi, segala gejolak hati manusia itu, ujung-ujungnya, ‘selalu membuahkan kejahatan semata-mata’.

DALAM kepekatan dosa itu, ternyata masih ada sinyal pengharapan. Kasih karunia TUHAN itu masih ‘tertangkap’ oleh kesaksian sejati Nuh. Nuh dan seisi rumahnya, di hadapan TUHAN, masih terlihat ‘benar’. Maka dalam Nuh, penyesalan TUHAN tidak akan berujung bencana sepenuhnya. Pun dalam Nuh, kejahatan dan dosa tak sekian angkuh untuk menguasai ‘segala mahkluk’. Termasuk untuk menenggelamkanmanusia ke dasar laut tiada harapan.

JAMAN yang makin maju dan berubah ini, bisa membenturkan manusia pada kisah-kisah hidup yang pelik. Yang menuntut keputusan untuk bernalar elok dan bertingkah bijak. Batas antara kejahatan dan ‘mau bilang apa’ (kepasrahan manusiawi) sudah sekian tipis. Kita memang geluti hidup yang samar-samar. Kita hidup di alam ‘remang-remang’. Disebut ‘gelap gulita’, TIDAK! Dikatakan ‘terang bercahaya’, juga TIDAK!

TENTU, kita tetap punya harapan “nuh” dalam diri kita sendiri. Pun dalam seluruh perjalanan hidup ini. Sinar mata Tuhan itu sekian tajam. Tak bisa dikalahkan oleh apapun suramnya hidup kita. Namun, kita pasti dituntutNYA untuk berjuang dalam mengisyaratkan adanya tanda-tanda pengharapan. Bila demikian, maka TUHAN pasti berujar dan bertindak penuh simpatik pada kita. Sebagaimana telah ditunjukkanNYA pada Nuh. Di jaman yang makin ‘suram muram’ ini, berjuanglah bahwa dalam diri kita masih ada ‘benarnya’. Dan itulah kekuatan bagi kita. Bahwa kita lalu dibenarkan dalam KASIHNYA yang agung. Bukan penyesalan! Yang berujung bencana.

Salam Yesus Ekaristi Kudus.
Tuhan memberkati. Amin.

Post navigation

Previous PostPrevious FB Post 209924962824362_559498994533622
  • Home
  • Contact Us
  • Facebook
  • Shelter Santa Martha
  • Post
  • Links
  • Toko Rohani
  • Login
Proudly powered by WordPress